Malthus, Si Pembangkang Smith

Setelah kemunculan Adam Smith yang menyuguhkan konsep kemakmuran baru, datanglah
Thomas Robert Malthus (1766-1834) dengan penentangannya terhadap konsep itu.
Malthus merupakan salah satu murid Smith yang membangkang, namun ia masih setuju
dengan beberapa konsep Smith tentang perdagangan bebas, dan ia juga penganut
mazhab laizes faire.
Ia mengajukan pertanyaa terhadap
konsep kemakmuran baru Smith : Dapatkah manusia bertahan hidup ketika manusia semakin lama bertambah seadangkan sumber daya yang tersedia di bumi ini semakin
lama akan habis?
Ia mengemukakan pertanyaan yang sangat suram seakan-akan ia ingin
mengembalikannya manusia ke era hobbesian. Bahkan Frederick Angels berpendapat
bila konsep Malthus merupakan konsep yang barbar dan kelam. Selain Angels, Say juga mengatakan, buat apa sebuah teori yang hanya bisa memenuhi kebutuhan literer namun tidak bisa digunakan dalam kehidupan nyata, seperi teori Malthus dan Ricardo.
Ia bersama sahabatnya David Ricardo menentang kaum-kaum optimis. Tentangannya
itu di tunjukan dengan menerbitkan essay on the priciple of population as it
affects the future improvement of society, with remark on the speculation of Mr.
Godwin, M. Condorcet, and other writter -
tradisi judul pada waktu itu menggunakan judul yang panjang - atau disingkat essay on population (1798) saat usianya
masih 32 tahun, yang isi esai itu ialah bahwa sumber daya yang ada di Bumi
tidak bisa mengimbangi pertumbuhan populasi yang ada.
Setelah tesis muramnya itu, banyak kritikan melayang kepadanya, mulai
dari teolog konservatif, penganut liberal, dan radikal utopian. Selain menuai
kritikan, esainya juga disebut-sebut sebagai esai yang berpengaruh. Malthus di anggap sebagai
pendiri studi tentang demografi dan populasi. Dan dia juga mengilhami lahirnya teori
evolusi dari Charles Darwin.
Kehidupan Malthus
Kehidupan Malthus
Malthus lahir tahun 1766 dari keluarga kaya. Sebagai putra bungsu ia
sudah biasa dengan kelebihan penduduk karena ia merupakan delapan bersaudara. Iman kristianinya yang membuatnya agar
mempunyai keluarga yang besar. Tuhan memerintahkan Adam dan Hawa untuk “memperbanyak
keturunan dan mengisi bumi”.
Pada tahun 1784, Malthus masuk ke universitas Cambridge. Ia mengambil
jurusan matematika dan bahasa. Setelah lulus ia menjadi pendeta di Inggris dan
meninggalkannya kembali setelah bekerja selama enam tahun sebagai pendeta karena ia ingin menikah pada
tahun 1804.
Hukum Alam Malthus yang Terkenal
Hukum Alam Malthus yang Terkenal
Essay on population berisi tentang “hukum alam” sebagai “dasar yang tidak
bisa terbantahakan”
Pertama : Populasi cenderung bertambah menurut deret ukur (secara geometris ) (1, 2, 4,
16, 32,...)
Kedua : Produksi
makanan cenderung bertambah menurut deret hitung (secara Aritmatika) (1, 2, 3, 4,
5, 6,7 ...)
Akibatnya adalah krisis “penderitaan dan kemiskinan” yang tak bisa
terbantahkan karena sumber daya alam yang ada dibumi tidak bisa memenuhi
kebutuhan yang populasi.
Hukum alam malthus yang pertama bisa dikatakan benar karena jumlah
penduduk dunia semakin lama semakin meningkat secara geometris. Pada era Malthus
penduduk dunia hanya sekitar 1 miliar sedangkan pada tahun 2000-an penduduk
dunia semakin meningkat menjadi 6 miliar. Akan tetapi penyebab pertumbuhan
penduduk ini tidak seperti yang dikatakan Malthus yaitu pertumbuhan penduduk
terjadi karena semakin tingginya pendapatan penduduk. Namun pertumbuhan
penduduk yang tinggi karena angka kematian bayi semakin lama-semakin mengecil
dan angka kematian orang dewasa juga menurun. Ini mengindikasikan bahwa harapan
hidup begitu tinggi.
Selain itu, angka kelahiran pada bayi bukannya naik malah menurun. Hal ini
disebabkan kerena kemajuan teknologi kedokteran dan semakin tingginya
pendapatan penduduk. Semakin tinggi pendapatan seseorang semakin tinggi pula
tingkat intelektualitasnya, dan semakin tinggi intelektualitasnya, orang tidak menginginkan
banyak anak.
Sedangkan Hukum alam yang kedua bisa dikatakan ada kecacatan. Hukum yang
kedua adalah produksi makanan cenderung bertambah menurt deret hitung (secara
Aritmatika). Hukum ini bisa dikatakan cacat karena hewan bisa lebih cepat
melahirkan dan bertelur. Sedangkan manusia sedikit lambat. Hewan bisa
melahirkan lebih dari dua anak sekaligus, sedangkan manusia hanya 1, dan
apabila kembar itu sangat jarang sekali terjadi.
Begitu pula dengan tumbuhan. Tumbuhan lebih cepat prosesnya, bahkan
dengan adanya alat dengan teknologi yang canggih bisa mempercepat proses dari
tubuhan itu sendiri. Misalnya seperti adanya traktor, pembasmi hama, pupuk
buatan, dll.
Malthus tidak memberikan alasan bahwa tanaman dan hewan tidak seproduktif
manusia. Ia hanya mengatakan bahwa “alam menyebar benih kehidupan yang
seluas-luasnya dan sebebas-bebasnya, namun bumi kekurangan ruang dan gizi untuk
membesarkan benih itu.”
Hukum Pendapatn yang Menurun
Hukum Pendapatn yang Menurun
Malthus mengemukakan sebuah teori pada edisi berikutnya. Berdasarkan bahwa
sumberdaya alam semakin lama-semakin berkurang maka pendapatan manusia semakin
menurun – tanah hanya tetap, bahkan cenderung berkurang karena banyak dibangun
gedung, sehingga menurunnya proporsi produk. Hal ini yang dijadikan acuan oleh
mathus. Malthus diaanggap sebagai ekonom pertama yang mengungkapkan teori ini. Dia
mengacu pada semakin banyak orang manambahkan kapital dan tanah pada suatu
lahan atau tanah maka penambahan produksi ataupun output semakin menurun. oleh karena itu ia mengungkapkan bahwa pendapatan semakin menurun
0 Comments