Kapitalisme Smith
Berbicara tentang perekonomian
kapitalis, kita tak bisa lepaskan sosok Adam Smith. Pasalnya ia merupakan
pencetus sistem perekonomian kapitalis yang sampai saat ini masih diterapkan di
beberapa negara eropa. Melalui bukunya yang berjudul An inquiry into the nature and cause of the wealth of nations atau
biasa disingkat the wealth of nations, Smith
yakin telah menemukan jenis ekonomi yang benar untuk menciptakan “kemakmuran
universal” atau kemakmuran untuk semua golongan.
Pria
asal Skotlandia ini berargumen, kemakmuran suatu negara terjadi bila jika semua
kebutuhan dan fasilitas untuk hidup tersedia dengan murah. Ia mengkritik sistem
merkantilisme yang menganggap sumber kemakmuran berasal dari emas dan perak
sebagai tolak ukurnya. Sehingga sistem ini harus mengorbankan negara lain
“menjajah” untuk mendapatkan emas dan perak itu. merkantilisme percaya bahwa
ekonomi dunia adalah stagnan dan kekayaannya tetap sehingga suatu bangsa untuk
bisa berkembang hanya bisa dengan mengorbankan negara lain.
Konsekuensinya,
mereka harus ekspansi dengan mengirimkan agen-agen mereka ke negara lain untuk
mendapatkan emas dan perak itu dan megeruknya. Terkadang mereka mengabaikan
biaya-biaya yang di pakai untuk perang demi pengumpulan kekayaan. selain itu
merkantilisme berusaha melakukan perdagangan yang seimbang, yang berarti
simpanan emas dan perak tidak boleh berkurang. Merkantilisme melakukannya
dengan cara memperbesar ekspor dan memperkecil impor. Mereka melakukan suatu
permbatasan perdagangan dangan adanya banyak aturan,tarif yang tinggi,
kewajiban dan kuota.
Smith
jelas menentang pembatasan perdagangan itu. Usaha untuk menyeimbangkan
perdagangan adalah absurd. Masuk akalkan apabila membeli barang produksi negara
sendiri dengan harga yang sangat mahal, tertimbang membeli dari negara lain
namun dengan harga yang lebih murah. Bila memang kebijakan merkantilisme
seperti itu (memproduksi sendiri dan tidak mengimpor) maka hal itu hanya
menguntungkan untuk produsen dan pemegang monopoli saja. Dalam merkantilisme
kepentingan konsumen selalu dikorbankan.
Pembatasan
itu menghambat perdagangan dan mengurangi kemampuan kedua negara untuk
berproduksi sehingga hambatan itu harus dihilangkan. Dengan hilangnya hambatan
itu pula akan menguntungkan kedua negara. Smith berargumen bahwa kunci untuk
membuka “kemakmuran negara” adalah dengan produksi dan perdagangan. Peningkatan
terbesar dalam produksi para buruh adalah dengan adanya pembagian kerja dan
spesialisasi.
Untuk memaksimalkan produksi dan perdagangan
itu rakyat harus diberi kebebasan. Smith sangat mendukung “kebebasan alamiah.”
Kebebasan orang untuk melakukan apapun tanpa campur tangan negara. Ini berarti
orang bebas untuk bekerja dimana saja (pada abad 18 buruh harus memiliki izin
untu berpindah tugas), bebas untuk mengalokasikan modalnya, bebas untuk membeli
barang dan fasilitas kepada siapa saja. Kebebasan bukan hanya menghasilkan
kehidupan material yang lebih baik tetapi kebebasan adalah hak asasi manusia.
Hal itu membuat para buruh pada waktu itu mempunyai harapan karena Smith
mendukung kemakmuran bagi semua.
Kebebasan
alamiah mencakup mendapat upah sesuai kemampuan pasar. Smith menentang
penentuan upah berdasarkan aturan negara (pada waktu itu, upah yang diatur
negara cenderung menurunkan, bukan menaikan). Jadi biarkan proses alamiah yang
menuntukan seberapa besar upah yang akan diterima.
Smith dengan
Tangan Gaibnya
Selain kebebasan, ada unsur lain yang merupakan sistem model
klasik yang juga penting yaitu kepentingan diri. Menurut Adam Smith kepentingan
diri dari jutaan orang akan menghasilkan masyarakat yang stabil dan makmur
tanpa perlipa perlu diarahkan negara secara terpusat. Doktrin ini sering disebut
invisble hand (tangan gaib). Seperti yang di kutipkan dari buku the wealth of nations.
“kita mendapatkan
makan malam bukan dari kemurahan hati tukang daging... tetapi dari
penghargaan mereka terhadap kepentingan diri mereka sendiri. Kita tidak
memperhatikan kemanusiaan mereka, tetapi kepada cinta diri mereka... setiap
individu [yang]... menggunakan kapital ... dan ... ... tenaga kerja ... tidak
bermaksud untuk mempromosikan publik dan tidak tahu seberapa besar ia
mempromosikannya ... dia... dibimbing oleh tangan tak terlihat untuk
mempromosikan tujuan yang sebenarnya bukan dari kehendaknya. .. dengan
kepentingannya sendiri sering kali dia mempromosikan kepentingan masyarakat.”
|
Adam Smith mendukung sifat mementingkan diri sendiri. Para kritikus
mengkhawairkan usulan Smith itu. mereka menilai ini akan memberikan pembenaran
kepada kecurangan, keserakahan, bahkan memicu “pergolakan sosial, pengrusakan
lingkungan, dan penyalahgunaan kekuasaan.
Namun Smith menjawab “Tetapi
manusia hampir selalu punya kesempatan untuk membantu saudaranya... dia lebih
besar untuk menang jika dia dapat menarik kepentingan diri mereka untuk
membantu dirinya. Beri saya apa yang saya inginkan dan anda akan mendapat apa
yang anda inginkan. Itu adalah makna pemberian.” Dengan kata lain, semua
pertukaran dan perdagangan yang sah harus bermanfaat bagi pembeli dan penjual,
tidak mengorbankan salah satu pihak.
Tangan tak terlihat Smith bekerja
jika hanya pengusaha menganut pandangan persaingan jangka panjang dan mereka
memntingkan reputasi bisnis. Jadi kepentingan diri sendiri akan membantu
kepentingan masyarakat jika produsen merespon kepentingan konsumen. Jika konsumen
dicurangi, kepentingan diri sendiri akan terpenuhi tetapi dengahn mengorbankan
masyarakat. Sesungguhnya masyarakat ideal menurut Smith ialah masyarakat yang
di penuhi kebaikan, kedermawanan, dan hukum yang melarang praktik bisnis
curang.
Smith juga mendukung pemerintahan
yang kuat namun dibatasi. Tujuannya adalah menganngkat negara dari barbarisme
rendah menjadi tingkat kemakmuran yang tinggi dengan cara damai, pajak ringan,
dan adminitrasi yang adil dan toleran. Smith mendukung 1. Pendanaan yang cukup
bagi milisi yang membela negara, 2. Sistem hukun yang melindungi hak milik,
menjamin perjanjian dan pembayaran hutang, 3. Kerja publik dan 4. Pendidikan yang
menyeluruh.
Disamping itu Smith juga
mengkritik pemerintahan yang besar. Menurut Smith politi adalah orang munafik
yang boros. “tidak ada seni yang bisa dipelajari dengan cepat oleh pemerintahan
kecuali seni menguras duit dari kantong penduduk. Karena itu raja dan para menteri
telah melakukan kelancangan dan kekurang ajaran yang luar biasa saat mereka
berpura-pura mengawasi perekonomian orang swasta, dan membatasi pengeluaran
meraka, entah itu dengan undang-undang barang mewah, atau dengan melarang impor
barang-barang mewah luar negri. Mereka sendiri adalah orang-orang paling boros
dalam masyarakat.
0 Comments